Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

E-JurnalQ

Hasil Seni Sastra Pada Zaman Hindu Budha

Gambar
Gambar/hasil Seni Sastra Pada Zaman Hindu Budha a . Kakawitan-Bharatayudha   "Naskah tersebut ditulis oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh pada tahun 11557 M". https://goo.gl/images/7yUaZj b. kitab Kutaramanawa  (Kitab hukum yang ditulis oleh Gajahmada) https://goo.gl/images/vA13Yt c. Kitab Baratayuda  Terdapat zaman raja Jaya Baya (Kitab Baratayuda yang digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.) https://goo.gl/images/cpGCNb d. kitab ramalan jayabaya https://goo.gl/images/f3hshJ e. Kitab Mhabarata https://goo.gl/images/ikPehb

Responding Paper kelompok 12

Upacara kelahiran, Perkawinan dan  kematian dalam agama Budha Dalam Buddhisme Theravada, ada praktek ritual tertentu diamati ketika seorang anak lahir dari orangtua Buddhis.Ketika bayi cocok untuk dibawa keluar dari pintu, orang tua memilih hari baik atau bulan purnama hari dan bawa anak ke candi terdekat. Mereka pertama kali menempatkan anak di lantai ruang kuil atau di depan patung Buddha untuk menerima berkat-berkat dari Tiga Permata (Buddha, sangha dan dharma). Ini adalah pemandangan umum di Maligawa Dalada, Kuil Gigi Relic Suci, di Kandy. Pada saat upacara keagamaan setiap hari (Puja) candi, ibu menyerahkan bayi mereka ke awam wasit (kapuva) di dalam ruangan kuil, yang pada gilirannya membuat untuk beberapa detik di lantai dekat ruang relik dan tangan kembali ke ibu. Sang ibu menerima anak dan memberikan biaya yang kecil ke kapuva untuk layanan yang diberikan. Lahir Setelah kelahiran anak, orang tua sering berkonsultasi biarawan ketika memilih nama, yang harus memuask...

Respondng Paper kelompok 11

Upacara kelahiran, Perkawinan dan  kematian dalam agama Hindu A.       Upacara kelahiran   ·          Upacara bayi dalam kandungan Dalam agama hindu,ritual atau upacara yang dilakukan ketika bayi masih dalam kandungan disebut Magedog-gendongan.Upacara ini dilakukuan setelah kandungan berusia di bawah lima bulan.Upacara ini bertujuan untuk membersihkan dan memohon keselamatan jiwa si bayi agar kelak menjadi orang yang berguna untuk dalam masyarakat nanti. a.       Tata cara upacara magedog-gendongan: Dilakukan di dalam pemandian di dalam rumah,ibu yang sedang mengandung disucikan,di tempat suci itu disertakan pula alat upacara berupa benang hitam satu ikat yang kedua ujungnya diikatkan pada cabang kayu dadap,bambu runcing,air berisikn ikan yang masih hidup,ceraken dibungkus dengan kain lalu cabang kayu dadap yang terikat dengan kayu dadap ditancapkan pada pintu gerbang...

Responding Paper kelompok 9

Ajaran Hindu Tentang Panca Yadnya A.    Pengertian dan Tujuan Panca Yadnya Yang dimaksud dengan Panca Yadnya adalah : Panca artinya lima dan Yadnya artinya upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kehadapan Tuhan yang dalam istilah Bali masyarakat Hindu menyebutkan Ida Sanghyang Widi Wasa. Tujuan ber-Yajna adalah dalam MDS VI,35 disebutkan “kalau ia telah membayar tiga macam hutangnya (Kepada Tuhan, kepada leluhur, dan kepada orang tua) hendaknya ia menunjukan pikirannya untuk mencapai kebebasan terakhir, ia yang mengejar kebebasan terakhir tanpa menyelesaikannya akan tenggelam” artinya Pikiran (manas) baru bisa ditujukan pada kelepasan setelah tiga hutang kita bayar. Tiga hutang dalam bahasan sansekerta disebut Tri Rna. Dari Tri Rna, tiga kesadaran berhutang ini menimbulkan pelaksanaannya yaitu Panca Yajna. B.     Macam-Macam Yadnya 1.      Dewa Yadnya Upacara Dewa Yadnya adalah pemujaan serta persembahan su...

Responding Paper kelompok 8

Ajaran Hindu Tentang Catur Marga A.    Pengertian dan Tujuan Catur Marga Catur marga berasal dari dua kata yaitu catur dan marga. Catur berarti empat dan marga berarti jalan/cara atapun usaha, jadi Catur Marga adalah empat jalan atau cara umat Hindu untuk menghormati dan menuju ke jalan Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. ‘jalan’ atau upaya menghubungkan atman dengan brahman sehingga ada ‘kedekatan’ untuk tujuan kemuliaan atman, dengan harapan semoga jika tiba saatnya kita wafat, atman dapat bersatu dengan brahman. Dengan kata lain, untuk mencapai moksa, yakni tujuan hidup tertinggi dari catur purushartha (dharma, artha, kama, moksa). Catur marga juga sering disebut dengan catur marga yoga. Di dalam agama Hindu tidak ada suatu keharusan untuk menempuh satu-satu jalan, karena semua jalan untuk menuju Tuhan Yang Maha Esa diturunkan oleh-Nya untuk memudahkan umat-Nya menuju kepada-Nya. Empat jalan untuk menghubungkan diri, yang dimaksud adalah menghu...

Responding Paper Kelompok 10

Ajaran Budha Tentang Bhavana 1. Pengertian Bhavana Bhavana berarti pengembangan, yaitu pengembangan batin dalam melaksanakan pembersihannya. Istilah lain yang arti dan pemakaiannya hampir sama dengan bhavana adalah samadhi. Samadhi berarti pemusatan pikiran pada suatu obyek. Samadhi yang benar (samma samadhi) adalah pemusatan pikiran pada obyek yang dapat menghilangkan kekotoran batin tatkala pikiran bersatu dengan bentuk-bentuk karma yang baik, sedangkan samadhi yang salah (miccha samadhi) adalah pemusatan pikiran pada obyek yang dapat menimbulkan kekotoran batin tatkala pikiran bersatu dengan bentuk-bentuk karma yang tidak baik. Jika dipergunakan istilah samadhi, maka yang dimaksud adalah “Samadhi yang benar”. 2. macam-macam bhavana 1. Samatha bhavana yaitu pengembangan batin dengan obyek diluar diri meditator/didalam diri meditator yang berjumlah 40 obyek. Samatha bhavana ini dilakukan untuk menekan/mengendapkan 5 rintangan batin (nivarana) dan 10 gangguan (10 Palibhod...

Responding Paper Kelompok 7

Ajaran Budha Dharma Tentang Etika (Sila) A.   Pengertian Sila Sila berasal dari bahasa Sansekerta dan bahasa Pali. Kata sila yang digunakan oleh umat Budha, menurut Verkuyl, mempunyai banyak arti. Sila dapat berarti norma (kaidah), peraturan, perilaku, sopan santun dan sebagainya. Jadi sila merupakan perbuatan lahiriah, seperti ucapan dan perbuatan badan jasmani. Sila juga sebagai dasar dari jalan utama, yang merupakan sikap batin yang keluar dalam bentuk ucapan, perbuatan dan pencaharian yang benar sebagai perwujudannya. Atas dasar itu, hal yang sangat penting dalam sila adalah sikap batin seseorang dan bukan terlihat dari ucapannya. Pelaksanaan sila dalam agama Budha merupakan suatu kebijakan moral, etika atau tata tertib dalam menjalani kehidupan kita sebagai manusia sehingga mampu bertingkah laku secara baik dan benar bagi diri sendiri, orang lain, bahkan seluruh alam semesta beserta isinya. Kebajikan moral dapat dianggap sebagai suatu dasar yang membentuk semua...

Responding Paper Kelompok 6

Ajaran Hindu Dharma Tentang Etika (Susila)       A. Filsafat Tat Twam Asi Tat Twam Asi merupakan salah satu ajaran agama Hindu. Dalam bahasa sansekerta kata “tat” berasal dari suku kata “tad” yang berarti “itu” atau “dia”. Kata “twam” berasal dari suku kata “yusmad” yang berarti “kamu” dan “asi” yang berasal dari kata “asa” yang berarti “adalah”. Jadi secara sederhana kata “tat twam asi” bisa di artikan “kamu adalah dia” atau “dia adalah kamu”. Kata “kamu” merujuk kepada semua makhluk hidup, sedangkan “dia” merujuk kepada sang hyang widhi. Dalam ajaran ini dikatakan bahwa sanghyang widhi dan makhluk hidup adalah sama. Tetapi kata sama disini jangan diartikan sama secara mutlak, bukan berarti kita sebagai makhluk hidup sepenuhnya sama seperti tuhan hanya saja kita memiliki sifat yang sama dengan tuhan dalam jumlah yang kecil. Dalam diri setiap makhluk terdapat atman (yang menghidupkan makhluk hidup). Atman sendiri merupakan percikan terkecil dari Brahman...

Reponding Paper Kelompok 5

Ajaran Budha Dharma tentang manusia dan alam Dalam bahasa Pali, alam semesta disebut  loka,  menurut ajaran Budha, seluruh alam ini adalah ciptaan yang timbul dari sebab-sebab yang mendahuluinya serta tidak kekal. Oleh karena itu, ia disebut  sankhata dharma  yang berarti ada, yang tidak mutlak dan mempunyai corak timbul, lenyap dan berubah. Alam semesta adalah suatu proses kenyataan yang yang selalu dalam keadaan menjadi. Hakikat kenyataan itu adalah arus perubahan dari suatu keadaan menjadi keadaan lain yang berurutan. Karena itu, alam semesta adalah sankhara yang bersifat tidak kekal, selalu dalam perubahan dan bukan jiwa, tidak mengandung suatu substansi yang tidak bersyarat. Ada tiga tradisi pikiran mengenai asal muasal dunia. Tradisi pikiran pertama menyatakan bahwa dunia ini ada karena alam dan bahwa alam bukanlah suatu kekuatan kepandaian. Bagaimanapun alam bekerja dengan caranya sendiri dan teru berubah. Tradisi pikiran kedua berkata bahwa dunia d...